Senin, 31 Oktober 2011

Pengendalian Cerdas Buka Tutup Portal Kereta Api Untuk Meminimalisir Angka Kecelakaan


Keinginan pemenuhan kebutuhan manusia semakin menggebu-gebu dengan meningkatnya usia dunia. Apabila diperhatikan lalu lintas di jalan raya semakin padat saja apalagi pada saat jam-jam menjelang dan pulang kerja. Ini menunjukkan kehidupan manusia sudah tidak dapat lepas dari pola hidup yang serba cepat. Setiap menjelang jam-jam berangkat kerja maupun pulang kerja tersebut lalu lintas jalanan semakin ramai dipenuhi para hampir semua pengendara yang mirip dengan pembalap jalanan. Hal ini dilakukan karena pertimbangan dalam mengejar kebutuhan untuk memenuhi kehidupannya.
Melihat kenyataan seperti itu saya sangat prihatin dengan para pengendara yang semakin diburu oleh waktu. Di perjalanan sebenarnya banyak sekali hambatan yang hares dilalui seperti para penyeberang jalan dapat berupa mobil, sepeda motor, pejalan kaki dan Kereta Api. Tapi sebenarnya hambatan yang paling besar adalah Kereta Api karena Kereta Api sulit sekali berhenti dalam waktu singkat apabila dibandingkan dengan hambatan yang lain. Maka dari itu perlu adanya pengendalian yang cerdas dalam mengatur buka tutup portal Kereta Api agar dapat terhindar dari kecelakaan yang diakibatkan oleh Kereta Api.

Kecelakaan pengendara diperlintasan Kereta Api banyak disebabkan adanya pengendara jalan yang tidak sabar menunggu Kereta Api melintas lebih dahulu (karena desakan semakin padatnya kesibukan). Menurut yang saya perhatikan adalah dengan penyediaan waktu tunggu Kereta Api melintas yang terlalu lama memiliki kecenderungan angka kecelakaan yang tinggi. Maklum, sifat manusia adalah tidak suka dengan “menunggu”.
Seperti yang tampak pada gambar adalah contoh kesabaran para pengendara jalan yang sudah hilang dengan berlebihnya waktu menunggu Kereta Api lewat. Meskipun portal perlintasan Kereta Api tertutup banyak para pengendara jalan yang nekat untuk menerobos portal. Kejadian itu sering terjadi di perlintasan Kereta Api Mranggen, wilayah Semarang Timur. Pemandangan ini aku ambil ketika aku dalam perjalanan menuju tempat kerja. Hal ini kejadiannya boleh dibilang pasti. Setiap aku menunggu Kereta Api melintas di daerah tersebut pasti ada saja para pengendara yang nyelonong menerobos portal Kereta Api.
Kalau aku amati memang dalam pengendalian waktu tenggang menunggu Kereta Api yang terlalu lama sehingga para pengendara menjadi tidak sabar menunggu.

1 komentar:

  1. Dalam satu hari saja terdapat 100 kali (dibulatkan) kereta lewat (24 jam x 4) kalau setiap 15 menit 1 kereta lewat jumlah antrian sepeda motor dan moda angkutan lain truk, bus, mobil pribadi 50 mobil x Rp.3.000,- (bensin yang hilang oleh sebab macet) x 100 = Rp. 15.000.000,- setahun= Rp. 5.400.000.000 untuk setiap palang kereta api. Jelas ini uang hilang percuma, sehingga presiden hendaknya berkonsentrasi pada pembangunan jalan layang disetiap perlintasan kereta api.

    BalasHapus