Kalau
ingat tunas kelapa pasti ingat Pramuka. Itulah simbol yang sudah
terekam dibenak kita sejak kecil hingga sekarang apalagi yang hobi dengan Pramuka termasuk saya. Saya sendiri
sebenarnya tidak tahu, kenapa sejak kecil saya suka sekali dengan pramuka,
bahkan sebelum masuk sekolah saya sudah memiliki baju Pramuka (minta pada orang tua untuk dibuatkan baju Pramuka lengkap dengan
symbol-simbolnya). Anehnya saya tidak suka nyanyi-nyanyian atau lagu-lagu
sedangkan Pramuka sangat erat sekali
dengan nyanyi-nyanyi atau lagu-lagu dan permainan yang sejenisnya. Tapi kok saya
tetap saja suka dengan Pramuka
meskipun sekarang sudah tidak aktif. Kemungkinan yang menjadikan aku suka
dengan Pramuka adalah petualangnnya seperti
kemah dan jalan-jalannya kali ya…
Estafet
Tunas Kelapa (ETK) merupakan tindak
lanjut dari “Gerak Jalan Nonstop Cikal” yang pada awalnya tercipta dari nilai
kepahlawanan Jenderal Soedirman pada waktu gerilnya mengusir penjajahan dari
bumi Indonesia. Estafet Tunas Kelapa
ini dilakukan sesuai dengan rute yang dilakukan para Jenderal pada saat
gerilnya pada waktu itu. Dengan dilakukannya Estafet Tunas Kelapa (ETK) ini diharapkan dapat mengenang rute atau alur
perjalanan gerilnya para pejuang kita zaman dahulu untuk merebut kemerdekaan
dari tangan penjajah. Rute gerilnya pada waktu itu adalah mencakup wilayah
Salatiga, Kendal, Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Grobogan.
Estafet
Tunas Kelapa (ETK) yang berwujud
gerak jalan ini memiliki tujuan yang sangat mendasar yaitu memupuk rasa cinta
Tanah Air serta melatih mental dan fisik bagi pesertanya. Selain itu Estafet Tunas
Kelapa (ETK) dilakukan dengan membawa Cikal atau bibit
tanaman kelapa yang memberikan sosialisasi pada warga masyarakat untuk dapat
menanam pohon kelapa. Mengingat pohon kelapa memiliki manfaat yang banyak, dari
akar hingga ujung daunnya semua dapat dimanfaatkan. Dan yang lebih utama lagi
dengan pohon kelapa adalah dapat ditanam dimana saja keberadaannya.
Menegok sedikit kebelakang dengan
filosofi dari Estafet Tunas Kelapa (ETK) adalah bahwa sejak Tahun 1968 Estafet Tunas
Kelapa (ETK) dilakukan dengan formasi 9-20-14-8 atau 9
orang pembawa Bendera Merah Putih, 20 Orang membawa Bendera Pramuka, 14 Orang membawa tunas kelapa
dan 8 orang membawa tongkat Pramuka. Sebenarnya angka-angka itu memiliki
filosofi sejarah Pramuka yaitu Angka
9 artinya 9 Mei 1961, merupakan hari musyawarah organisasi kepanduan seperti
PKBI, Pandu Rakyat, dll. Angka 20 artinya kesuksesan dalam musyawarah organisasi
kepanduan yang berhasil menyatukan dalam satu wadah organisasi. Angka 14
menandakan pada tanggal 14 Agustus 1961 terjadi pengukuhan Gerakan Pramuka atau Praja Muda Karana. Dan
Angka 8 bermaksud Bulan Agustus yang mengandung arti Bulan Kemerdekaan Bangsa
Indonesia.
Semoga tradisi Estafet Tunas
Kelapa (ETK) akan selalu lestari diperjuangkan keberadaannya oleh anak cucu
bangsa, mengingat maksud dan filosofi yang mendasar pada tradisi tersebut.
Salam Pramuka…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar