Rabu, 12 Oktober 2011

Belajar Dari Estafet Tunas Kelapa [Pramuka]


Kalau ingat tunas kelapa pasti ingat Pramuka. Itulah simbol yang sudah terekam dibenak kita sejak kecil hingga sekarang apalagi yang hobi dengan Pramuka termasuk saya. Saya sendiri sebenarnya tidak tahu, kenapa sejak kecil saya suka sekali dengan pramuka, bahkan sebelum masuk sekolah saya sudah memiliki baju Pramuka (minta pada orang tua untuk dibuatkan baju Pramuka lengkap dengan symbol-simbolnya). Anehnya saya tidak suka nyanyi-nyanyian atau lagu-lagu sedangkan Pramuka sangat erat sekali dengan nyanyi-nyanyi atau lagu-lagu dan permainan yang sejenisnya. Tapi kok saya tetap saja suka dengan Pramuka meskipun sekarang sudah tidak aktif. Kemungkinan yang menjadikan aku suka dengan Pramuka adalah petualangnnya seperti kemah dan jalan-jalannya kali ya…

Estafet Tunas Kelapa (ETK) merupakan tindak lanjut dari “Gerak Jalan Nonstop Cikal” yang pada awalnya tercipta dari nilai kepahlawanan Jenderal Soedirman pada waktu gerilnya mengusir penjajahan dari bumi Indonesia. Estafet Tunas Kelapa ini dilakukan sesuai dengan rute yang dilakukan para Jenderal pada saat gerilnya pada waktu itu. Dengan dilakukannya Estafet Tunas Kelapa (ETK) ini diharapkan dapat mengenang rute atau alur perjalanan gerilnya para pejuang kita zaman dahulu untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Rute gerilnya pada waktu itu adalah mencakup wilayah Salatiga, Kendal, Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Grobogan.

Estafet Tunas Kelapa (ETK) yang berwujud gerak jalan ini memiliki tujuan yang sangat mendasar yaitu memupuk rasa cinta Tanah Air serta melatih mental dan fisik bagi pesertanya. Selain itu Estafet Tunas Kelapa (ETK) dilakukan dengan membawa Cikal atau bibit tanaman kelapa yang memberikan sosialisasi pada warga masyarakat untuk dapat menanam pohon kelapa. Mengingat pohon kelapa memiliki manfaat yang banyak, dari akar hingga ujung daunnya semua dapat dimanfaatkan. Dan yang lebih utama lagi dengan pohon kelapa adalah dapat ditanam dimana saja keberadaannya.

Menegok sedikit kebelakang dengan filosofi dari Estafet Tunas Kelapa (ETK) adalah bahwa sejak Tahun 1968 Estafet Tunas Kelapa (ETK) dilakukan dengan formasi 9-20-14-8 atau 9 orang pembawa Bendera Merah Putih, 20 Orang membawa Bendera Pramuka, 14 Orang membawa tunas kelapa dan 8 orang membawa tongkat Pramuka. Sebenarnya angka-angka itu memiliki filosofi sejarah Pramuka yaitu Angka 9 artinya 9 Mei 1961, merupakan hari musyawarah organisasi kepanduan seperti PKBI, Pandu Rakyat, dll. Angka 20 artinya kesuksesan dalam musyawarah organisasi kepanduan yang berhasil menyatukan dalam satu wadah organisasi. Angka 14 menandakan pada tanggal 14 Agustus 1961 terjadi pengukuhan Gerakan Pramuka atau Praja Muda Karana. Dan Angka 8 bermaksud Bulan Agustus yang mengandung arti Bulan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Semoga tradisi Estafet Tunas Kelapa (ETK) akan selalu lestari diperjuangkan keberadaannya oleh anak cucu bangsa, mengingat maksud dan filosofi yang mendasar pada tradisi tersebut. Salam Pramuka…!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar